Pendakian Tektok ke Gunung Butik

Kurang lebih 3 bulan semenjak kepulangan dari Gunung Agung dan perjalanan solo backpacking yang cukup panjang, seringkali terbesit keinginan untuk mengulang masa-masa seperti itu. Terlebih setelah perjalanan tersebut hidup terasa sangat monoton. Kembali menjadi seorang pengajar amatir yang kesehariannya ada di sekolah. Mengais sedikit rezeki di balik senyuman anak-anak kecil yang manis. Beberapa kali merencanakan kembali perjalanan seorang diri, namun lagi-lagi terbentur oleh padatnya kegiatan sehari-hari. 

Beruntungnya setiap guru pasti memiliki jatah libur yang cukup panjang, kira-kira selama 2 minggu setiap pertengahan dan akhir tahun. Momen libur akhir tahun inilah yang saya manfaatkan untuk mendaki Gunung Butik. Sebuah pendakian singkat di gunung yang tak begitu tinggi, namun vibes-nya tak beda jauh dengan gunung-gunung lainnya.

Mengenal Gunung Butik

Gunung Butik adalah salah satu gunung yang terletak di kawasan Bogor Timur. Gunung dengan ketinggian 1250 MDPL ini lokasinya berada di Desa Sukamulya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor. Letaknya kira-kira sekitar 65 KM dari Jakarta dengan berkendara selama kurang lebih 2 jam. Jalur pendakian Gunung Butik saat ini hanya ada 1, yaitu via Kampung Cisoro yang detail maps-nya saya cantumkan di bawah ini.

Biaya yang dikeluarkan untuk membayar simaksi sebesar Rp20.000. Parkir motor Rp10.000, sedangkan mobil Rp20.000. Biaya tersebut juga sudah include fasilitas berupa mushola dan toilet gratis.

Perjalanan Menuju Basecamp Gunung Butik

Dalam perjalanan kali ini saya menjak Noval, salah satu teman yang saya kenal dari Pendekar Mengajar Indonesia yang ternyata sama-sama punya hobi berkelana ke sana ke mari. Kami janjian di daerah Pasar Citeureup sebelum melanjutkan perjalanan menuju basecamp.

Bagi teman-teman yang berasal dari Jakarta, Citeureup bisa dijadikan titik untuk menuju Gunung Butik. Perjalanan dilanjutkan menuju jalan lintas Citeureup–Sukamakmur yang membentang sepanjang 20 KM. Memasuki kawasan Pasar Sukamakmur, perjalanan berlanjut mengarah ke Gunung Batu. Kira-kira 2 KM setelah pasar, terlihat jalan desa menuju basecamp—tepatnya setelah SMAN 1 Sukamakmur. Beberapa menit menyusuri jalan tersebut, akhirnya kami tiba di Basecamp Gunung Butik.

Basecamp – Pos 1

Sebelum memulai pendakian, kami diberi secarik peta kemudian dijelaskan oleh seorang petugas yang berjaga. Petugas tersebut juga menjelaskan terkait jalur pendakian Gunung Butik yang ternyata masih 1 kawasan dengan Gunung Hanjawong dan bisa melakukan pendakian lintas jalur. Namun kami hanya fokus dengan Gunung Butik karena beberapa pertimbangan.

Peta jalur pendakian Gunung Butik dan Gunung Hanjawong

Pendakian dimulai tepat pukul 10.00. Setelah melewati gerbang pendakian, kami menyusuri jalan desa yang cukup mulus. Pemandangan di awal masih berupa persawahan terasering milik warga dengan latar belakang pegunungan. Sebelum tiba di Pos 1, kami melewati persimpangan jalur antara Gunung Butik dengan Gunung Hanjawong. Perjalanan menuju Pos 1 hanya memakan waktu 10 menit saja.

Pos 1 – Pos 2

Setelah melewati sawah dan perkebunan warga, perjalanan selepas Pos 1 sepenuhnya melewati jalan berbatu yang menanjak. Cukup menguras tenaga dan otot-otot kaki. Nafas kami juga mulai ngos-ngosan. Belum lagi vegetasi yang tidak begitu rapat dan terik matahari yang lumayan membakar. Sebuah pemanasan yang cukup mengeluarkan banyak keringat. 

Peringatan tanjakan selepas Pos 1

Sekitar 25 menit berjalan, kami tiba di Pos 2. Vegetasi menjelang Pos 2 sudah mulai rapat. Barisan pepohonan pinus yang rindang. Ditambah udara yang sejuk. Membuat kami cukup lama beristirahat di sini.

Pos 2 yang jalurnya cukup membuat berkeringat

Pos 2 – Pos 3

Selepas Pos 2, kami mulai memasuki kawasan hutan dengan pepohonan rindang yang menjulang tinggi. Jalan menuju Pos 3 cukup landai, bahkan bisa dikatakan minim tanjakan. Udaranya pun sejuk karena vegetasinya yang rapat. Di sekitar Pos 3 kami juga melewati beberapa mata air yang bisa langsung diminum. Perjalanan menuju Pos 3 menempuh waktu sekitar 15 menit.

Pos 3 – Pos 4

Perjalanan dilanjut menuju Pos 4 dan kembali menanjak. Bedanya, kami berjalan di bawah naungan pepohonan rindang yang membuat suasana menjadi lebih teduh. Kami juga melewati kawasan perkebunan kopi dan buah atocarpus yang aromanya begitu semerbak. Perjalanan 25 menit menuju Pos 4 tidak begitu melelahkan, berbeda dengan perjalanan dari Pos 1 menuju Pos 2.

Kawasan hutan pinus di Pos 4

Pos 4 merupakan camping ground bagi para pendaki yang ingin mendirikan tenda. Pos yang juga dikenal dengan sebutan Bukit Kolecer ini terdapat sebuah shelter berbentuk segitiga yang dapat dijadikan tempat istirahat. Saat itu kami bertemu dengan rombongan paruh baya asal Jakarta yang lebih dulu tiba di shelter. Mereka tampak sedang asyik menyiapkan hidangan dan dengan ramah menjamu kami dengan beberapa makanan kecil. Rombongan asal Bekasi yang sebelumnya bertemu di sekitar jalur pun juga ikut dijamu dengan teh manis hangat dan buah-buahan. 

View dari shelter Pos 4

Pos 4 – Puncak

Sekitar pukul 11.35 kami bergegas menuju Puncak. Perjalanan menuju Puncak diawali dengan menuruni Bukit Kolecer selama beberapa menit. Setelah itu, kami melewati kembali persimpangan antara Gunung Butik dengan Gunung Hanjawong dan kemudian kembali menanjak. Tanjakan selepas Bukit Kolecer bisa dibilang ekstrem. Beberapa titik bahkan dibantu dengan tangga kayu dan juga tali webbing. Beberapa kali kami juga melewati jalan yang bersebelahan dengan jurang. Perlu berhati-hati untuk melewati jalur ini.

Tanjakan ekstrem yang dibantu tangga buatan

Sekitar 45 menit berjalan, akhirnya kami tiba di Puncak Gunung Butik. Puncak ini tidak begitu luas dan masih terdapat banyak pohon. Dari ketinggian 1250 MDPL ini kami dapat melihat pemukiman dan pegunungan di kawasan Bogor Timur walau sedikit terhalang rindang pepohonan. Gemuruh hujan di kejauhan juga terdengar samar-samar.

Puncak Butik

1250 MDPL

Siang itu kami menyantap sebungkus nasi padang yang sebelumnya kami beli di Pasar Sukamakmur. Sambil ditemani udara sejuk dan obrolan dengan sepasang pendaki asal Sukabumi, nasi padang yang kami makan terasa begitu nikmat.

Agak was-was dengan hujan, sepasang pendaki asal Sukabumi tersebut memilih untuk turun, sedangkan saya dan Noval tetap berada di Puncak. Menikmati kesunyian dengan gaya kami sendiri—sambil menunggu rombongan paruh baya dan rombongan asal Bekasi yang masih di dalam perjalanan. Saya memilih duduk melamun di bawah pohon, sedangkan Noval mulai beraksi dengan kamera kesayangannya.

Beberapa menit menikmati kesunyian, rombongan asal Bekasi datang dan kemudian disusul rombongan paruh baya. Rombongan asal Bekasi merupakan 4 orang perempuan yang masih duduk di bangku SMK. Mereka adalah Nurul, Bella, Hamidah, dan Sintia. Mereka bercerita kalau sebelumnya juga pernah ke Gunung Gede dan Gunung Kencana dengan formasi yang sama. Sedangkan rombongan paruh baya adalah 2 orang ibu berusia 50 dan 60 tahun serta seorang bapak berusia 50 tahun. Mereka adalah rombongan orang-orang keren. Di satu sisi mereka adalah perempuan yang sedang menikmati masa muda, di sisi lain mereka juga sedang menikmati masa tua dengan cara yang berbeda. Sekali lagi, keren!

Hujan, Pacet, dan Sebuah Kehangatan

Sambil berkutat dengan kesibukannya sendiri—urusan konten dan perut, kami saling berbagi cerita. Tentang rombongan paruh baya yang telah menyelesaikan pendakian gunung-gunung yang ada di Bogor Timur, hingga pendakian mereka di Jawa Tengah. Juga Nurul dan kawan-kawan yang tampaknya sangat tertarik dengan kegiatan di alam liar seperti ini.

Tak lama berselang, hujan pun turun. Nurul dan rombongannya yang baru saja menyiapkan kompor terpaksa memasukkan kembali peralatan masaknya. Rombongan paruh baya yang sedang asyik berbagi cerita dengan kami pun buru-buru memakai jas hujan dan kemudian bergegas turun. Saya dan Noval memilih untuk bertahan lebih lama di Puncak sambil membantu Nurul dan kawan-kawan merapikan barang-barang mereka.

Foto sebelum turun

Setelah siap, kami bergegas turun dengan perlahan. Perjalanan turun terasa lebih sulit karena kondisi hujan dan jalanan menurun yang licin. Berjibaku menuruni punggungan, sesekali terpeleset, belum lagi pacet yang seringkali menempel di tangan untuk menghisap darah kami. Satu hal yang cukup membuat kami panik adalah ketika Nurul turun dengan cara berlari, namun karena kurang perhitungan membuatnya jatuh ke pinggiran jurang. Untung saja badannya tertahan oleh sebuah pohon perdu yang menghalanginya untuk jatuh lebih dalam.

Kondisi sepatu yang kotor

Korban pacet

Setelah 2,5 jam berjalan turun dengan kondisi badan dan pakaian yang penuh dengan tanah merah, akhirnya kami tiba di basecamp. Segera bersih-bersih dan bergegas pulang, sialnya hujan kembali turun. Seketika udara menjadi tambah dingin. Kompor milik Nurul yang sudah dikemas rapi akhirnya kembali dikeluarkan. Sambil menunggu hujan reda, kami memasak makanan pengganjal dan minuman panas untuk sekadar mengurangi rasa lapar dan dingin. Dengan pencahayaan basecamp yang remang-remang, kami juga berbagi cerita. Tentang perjalanan masing-masing dari kami. Tentang kehidupan sehari-hari. Juga keseruan dunia sekolah yang masih mereka jalani. Rasanya hangat sekali. Seperti pertemuan dengan teman lama, padahal baru bertemu hari itu, jarak usia kami pun terpaut cukup jauh—sekitar 6 tahun.

Masakan darurat

Hampir 2 jam menunggu, akhirnya hujan pun reda. Suasana sudah mulai gelap. Kami bergegas meninggalkan basecamp. Kebetulan saat itu jalur yang kami lalui untuk pulang sama-sama melewati Pasar Citeureup. Jadilah kami berkendara iring-iringan di tengah gelapnya belantara Sukamakmur. Tampak sesekali gemerlap lampu kota di kejauhan sana. Sebuah pemandangan yang telah lama tak saya rasakan.

"Kakak, aku ucapin makasih banyak ya atas bantuannya. Next time semoga bisa ketemu lagi, ya!" Ucap Nurul dan kawan-kawan sebelum kami saling melambaikan tangan dan kemudian berpisah di Pasar Citeureup.

Ringkasan Perjalanan

KETERANGANESTIMASI WAKTU
Basecamp – Pos 110 Menit
Pos 1 – Pos 225 Menit
Pos 2 – Pos 315 Menit
Pos 3 – Pos 425 Menit
Pos 4 – Puncak40 Menit
Istirahat Selama Pendakian20 Menit
Total Durasi Pendakian2 Jam 15 Menit

Posting Komentar

0 Komentar