Rangkasbitung: Menikmati Pesona Perkeretaapian Tanah Banten


Sekilas Tentang Rangkasbitung

Rangkasbitung adalah sebuah kota kecil yang terletak di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Kota ini merupakan ibu kota sekaligus pusat pemerintahan Kabupaten Lebak. Rangkasbitung juga dikenal sebagai tempat transit wisatawan dari berbagai daerah jika ingin berkunjung ke kawasan Baduy yang letaknya di pedalaman Kabupaten Lebak.

Beberapa tahun silam, Rangkasbitung dikenal dengan sistem perkeretaapian yang sangat buruk. Ratusan manusia dari berbagai latar belakang saling berdesakan di rangkaian kereta api yang tidak layak jalan. Pedagang asongan, pengamen, bahkan orang jahat pun ada di dalam rangkaian kereta. Namun beruntung, belakangan ini sistem perkeretaapian di Tanah Banten mulai berbenah. Gerbong-gerbong kusam tak layak pakai kini sudah dipermak semua. Asongan, pengamen, dan sebagainya kini sudah berkurang drastis. Terlebih ada kabar bahwasanya tahun 2017 nanti KRL akan beroperasi hingga Rangkasbitung. Sebuah langkah menuju perkeretaapian Tanah Banten yang lebih baik.

Stasiun Rangkasbitung saat ini hanya melayani keberangkatan KA Lokal Lintas Barat. Kereta api tersebut antara lain KA Ekspres Kalimaya, (Merak–Rangkasbitung–Tanah Abang–Kediri), Ekspres Rangkas Jaya (Rangkasbitung–Tanah Abang), Ekspres Krakatau (Merak–Rangkasbitung–Tanah Abang), Lokal Rangkas (Rangkasbitung–Angke), dan Patas Merak (Merak–Rangkasbitung–Angke).

~~~~~

Tertarik dengan perkeretaapian Tanah Banten, saya putuskan tanggal 8 Juni 2015 untuk mengunjungi tempat tsb sambil menunggu hasil pengumuman SMP. Daripada mahal-mahal ke Bandung mending ke Rangkas kan, gak kalah bagus sama Bandung pemandangan dari keretanya. Sekitar jam 6.45 saya berangkat dari rumah menuju Stasiun Bojonggede. Sampe stasiun sekitar jam 7 kurang langsung dapet KRL tujuan Jatinegara, suasana cukup penuh & berdesakan karena jam kerja. Panik dalam hati karena takut ketinggalan KA Lokal Rangkas yang berangkat dari Stasiun Duri jam 08.15. Duh, kira2 sejam bisa sampe Duri gak ya??? Akhirnya jam 8 lewat dikit saya tiba di Stasiun Duri. Langsung buru2 tap out, keluar stasiun dan beli karcis KA Lokal Rangkas, cuma 5.000, tapi harus sabar karena kereta berhenti di hampir semua stasiun. Saat saya masuk ke peron jalur 2, announcer bilang "Kereta Api Lokal tujuan Rangkasbitung yang seharusnya berangkat pukul 08.15, saat ini rangkaiannya masih tersedia di Stasiun Angke." Kereta telat cuyy. Beberapa menit kemudian kereta baru dateng, saya pun naik dan suasana di dalam masih sangat kosong dan nyaman, ternyata bener kalo perkeretaapian Tanah Banten sudah berbenah walaupun terkadang telat, tak apalah.
KA Lokal Rangkas (dok.pribadi)

kosong banget (dok.pribadi)

bisa selonjoran, malah yg disana tiduran wkwkw (dok.pribadi)

ACnya AC rumahan (dok.pribadi)

Kereta perlahan meninggalkan Stasiun Duri setelah sahut menyahut semboyan 40, 41, dan 35 dilakukan. Beberapa menit kemudian kereta melintas langsung di Stasiun Tanah Abang. Pemandangan yg ditawarkan cukup biasa, yaitu suasana kumuh perkotaan, dan akhirnya kereta berhenti di Stasiun Palmerah, stasiun baru nan megah dan modern yang saat itu kalo ga salah belom diresmiin sama presiden Jokowi. Di stasiun ini penumpang yg naik gak banyak.
Stasiun Palmerah sumber:aktual.com

Gak lama kereta berangkat dari Palmerah, kereta berhenti lagi di Stasiun Kebayoran, salah satu stasiun yang menjadi saksi bisu tragedi Bintaro pertama (yap, karna ada dua tragedi). Di stasiun ini penumpang mulai banyak yang naik, kebanyakan pedagang pasar yang membawa karung-karung besar. Setelah Kebayoran kereta berturut-turut berhenti di Pondok Ranji, melewati Makam Tanah Kusir yg menjadi lokasi tragedi Bintaro pertama, melintas langsung di Jurangmangu dan kembali berhenti di Stasiun Sudimara, salah satu stasiun selain Kebayoran yg menjadi saksi bisu tragedi Bintaro pertama. Lepas Sudimara kereta memacu kecapatan, melewati beberapa stasiun, akhirnya kereta sampai di Serpong. Stasiun besar yg saat itu sepi penumpang. Berangkat dari Serpong, suasana perkotaan mulai terganti dengan suasana alam pedesaan. Kereta kembali berhenti di beberapa stasiun kecil dan sampai di Stasiun Parungpanjang, stasiun yg letaknya di Kabupaten Bogor disini juga sedang dilakukan renovasi besar-besaran, mungkin akan seperti Stasiun Palmerah.
Stasiun Parungpanjang sedang direnovasi sumber:pasangmata.com

Kereta kembali memacu kecepatan, melewati persawahan dan akhirnya kembali berhenti di Stasiun kecil yang bernama Cilejit. Di sini kereta berhenti cukup lama karena tunggu bersilang dengan KRL Commuter Line rute Tanah Abang - Maja, karena pada saat itu selepas Parungpanjang jalur keretanya masih 1 jalur (mulai 17 Desember 2015 lintas Parungpanjang - Tigaraksa sudah double track). Oh iya, di antara Stasiun Parungpanjang dan Cilejit ada tikungan besar lhooo, bagus dah pokoknya.
papan nama Stasiun Cilejit (dok.pribadi)

tikungan antara Parungpanjang dan Cilejit (dok.pribadi)

Setelah bersilang, kereta berangkat dan banyak berhenti di stasiun kecil, seperti Stasiun Daru dan Stasiun Tenjo. Stasiun Tenjo peronnya pendek sehingga kalau penumpang turun bisa langsung ke perlintasan sebidang. Di stasiun ini kalau ada persilangan antar KA pasti terjadi kemacetan karena palang pintu tertutup lama, tapi itu dulu, sekarang double track Parungpanjang - Tigaraksa sudah aktif sehingga tidak ada lagi momen unik yang bernama persilangan. Setelah Tenjo kereta kembali berhenti di Stasiun Tigaraksa, stasiun yang melayani semua kereta penumpang Lintas Barat. Pada saat itu, jalur di stasiun ini cukup banyak, tapi yang terpakai hanya satu saja.
bangunan Stasiun Tenjo (dok.pribadi)

keluar kereta langsung begini wkwkw (dok.pribadi)

Stasiun Tigaraksa (dok.prinadi)

Kereta kembali memacu kecepatan hingga akhirnya kereta sampai di stasiun kecil dan berpotensi akan menjadi stasiun besar, yap namanya Stasiun Maja. Stasiun ini menjadi stasiun terakhir untuk perjalanan KRL Commuter Line. Di stasiun ini juga sedang dilakukan renovasi besar-besaran yg akan menjadikan stasiun ini sebagai stasiun besar.
Stasiun Maja (dok.pribadi)

Banyak penumpang yang naik dan turun di stasiun ini. Kereta berhenti juga cukup lama, dan akhirnya diberangkatkan setelah hampir 10 menit berhenti. Selepas Maja kereta melewati Waduk Cicinta, persawahan, dan akhirnya sampai di Stasiun kecil yg bernama Citeras. Di stasiun ini cenderung banyak penumpang yang turun dibandingkan yang naik.
papan nama Stasiun Citeras (dok.pribadi)

PPKA Citeras (dok.pribadi)

Kereta pun berangkat dan memaju kecepatan secepat-cepatnya, melewati bukit-bukit gersang, jembatan, dan suasana pedesaan. Setelah beberapa menit, perkotaan mulai terlihat, walaupun kecil dan tidak sebesar Jakarta. Yap, benar, saya sampai di kota kecil (sebenernya kecamatan) yg bernama Rangkasbitung. KA Lokal Rangkas menurunkan kecepatan hingga akhirnya berhenti sempurna di stasiun akhir, Stasiun Rangkasbitung sekitar jam setengah sebelas lewat.
suasana Stasiun Rangkas (dok.pribadi)

Dari dalam kereta sudah terlihat banyak penumpang dari Rangkasbitung yang ingin menuju Jakarta menggunakan Kereta Api. Saat saya turun, suasana stasiun sangat ramai, masih banyak penumpang KA Lokal tujuan Jakarta yang belum naik ke dalam kereta. Yap, karena naeknya berebut dan pintu kereta kecil banget, mungkin mereka males naek duluan. Stasiun ini juga ramai karena banyak penumpang KA Krakatau tujuan Kediri yg masih menunggu kedatangan kereta, karena hari itu KA Krakatau telat beberapa menit. Menurut Jadwal, KA Lokal tujuan Jakarta akan berangkat dari Stasiun Rangkasbitung jam 11.25. Hmmm masih ada waktu kurang lebih 40 menit utk keliling Kota Rangkasbitung. Tapi sebelum keliling saya beli karcis pulang, takut habis karena usut punya usut sistem penjualan karcis KA Lokal di seluruh Indonesia dibatasi.

Setelah dapet tiket, saya memutuskan utk keluar stasiun. Wusshhh, ternyata pasar, banyak tukang ojek dan angkot. Warga di sini kalau berbicara masih menggunakan bahasa Sunda Rangkas, tidak ada bahasa indonesia di sini, kecuali kalau anda yang mengajak berbicara menggunakan bahasa indonesia terlebih dahulu. Agak penasaran juga sih, kalo mau ke Baduy katanya di depan Stasiun Rangkas ada angkutan ke Ciboleger (Baduy), tapi mana??? Barangkali ada yang tau bisa komen dibawah hehe. Udara di Rangkas cukup panas, maklum siang bolong jalan2. Akhirnya saya putuskan utk balik ke stasiun lagi. Bodohnya,  saya lupa beli oleh2 untuk kenang2an.
foto dulu (dok.pribadi)

Sekitar jam 11, KA Ekspres Krakatau dari arah Merak memasuki jalur 1 Stasiun Rangkasbitung. Banyak penumpang dgn bawaan banyak masuk ke dalam kereta ini. Ada juga beberapa penumpang yg cuma sampe Tanah Abang doang. Cuma orang dgn uang lebih yg bisa naek KA Ekspres Krakatau dari Rangkasbitung ke Tanah Abang. Iyalah, tarifnya 30.000. Beda jauh ama KA Lokal yg cuma 5.000 ataupun KA Rangkas Jaya yg mahalan dikit, 15.000. Gak lupa hunting KA Krakatau dulu dong.
KA Ekspres Krakatau (dok.pribadi)

KA Krakatau berangkat saya pun masuk ke dalam KA Lokal. Udah penuh cuyy, banyak yg berdiri. Tapi akhirnya setelah berjuang mencari tempat duduk, saya pun bisa duduk. Yakali 2 jam lebih berdiri. Saat diumumkan kereta akan berangkat, banyak pedagang asongan yg turun, tapi ada juga yg lanjut sampe Jakarta wkwkwk.
ACnya dingin banget (dok.pribadi)

KA Lokal akhirnya diberangkatkan kembali menuju Stasiun Angke, Jakarta Barat. Okupansi penumpang lebih dari 100%, sangat berbanding terbalik ketika menuju Rangkas. Saya pun menikmati pemandangan yang sama ketika berangkat, dan setelah 2 jam lebih KA Lokal sampai juga di Stasiun Duri, 1 stasiun sebelum Angke. Dan ketika saya menunggu KRL Commuter Line, kebetulan ada KA Patas Merak dgn jadwal berangkat pukul 14.14. Ada 2 bule cantik yang naik bawa tas segede gaban sama nenteng pisang naik KA Patas, mungkin mau ke Anyer. Setelah KA Patas berangkat menuju Merak, KRL Commuter Line pun tiba dan akhirnya saya sampai rumah 2 jam kemudian. Duh, kebayang capeknya kan. Tapi dijamin seru brayyy. Ayo dong cobain perkeretaapian Tanah Banten (baca:lintasbarat) dijamin ga nyesel. Alternatif liburan seru dan murah, apalagi kalo sama temen-temen.
Bule mau naik KA Patas (dok.pribadi)

Dan setelah berminggu2 dari perjalanan ini saya jadi pengen banget ke Merak. Berkali - kali bikin rencana sama temen2 tapi batal mulu. Akhirnya saya berkesempatan cuma balik lagi ke Rangkas 2 kali. Dan sempet nyobain naik KA Ekspres Krakatau. Berikut foto-foto tiketnya (karna foto keretanya ilang):
tiket KA Ekspres Krakatau (dok.pribadi)

koleksi tiket KA Lokal (dok.pribadi)



Posting Komentar

0 Komentar