Antara Jakarta – Bogor, 15 November 2024
---
"Orang yang naik JRConnexion pasti minimal gajinya belasan. Kalo ngga gitu, pasti lebih pilih nge-kos."
"Ongkos JRConnexion selama 1 bulan setara DP Honda Vario."
---
Sore itu saya mencoba pulang ke Bogor naik bus JRConnexion DAMRI. Bagi kaum (yang masih) mendang mending seperti saya, naik bus JRConnexion DAMRI rasanya eksklusif sekali.
Ongkos sekali jalan Rp25.000, coba bandingkan dengan Commuter Line jurusan Jakarta – Bogor yang rata-rata ongkosnya cuma Rp5.000. JRConnexion DAMRI memang dioperasikan untuk mereka yang mencari kenyamanan, bukan untuk kaum mendang mending.
Dari dalam bus ini terlihat penumpangnya bukan kalangan kelas bawah. Pekerja kantoran di kawasan Sudirman – Thamrin yang menjadi pelanggan setia angkutan ini.
Mereka yang terlihat berpakaian rapi, bersih, dan wangi—walau telah seharian berkutat dengan masalah duniawi. Belum lagi lanyard dan tentengan laptop ataupun botol tumbler mahal yang sedang hits.
Wanita karir dengan hijab modis juga handphone dan aksesorisnya yang bukan kaleng-kaleng. Duduk santai di dalam bus ini. Merebahkan kursi sambil menonton film favoritnya.
Beberapa terlelap, sebagian terlihat masih sibuk dengan pekerjaannya, meeting online dari atas bus pun dilakukan.
Seketika saya bergumam, ingin seperti mereka, bekerja di gedung pencakar langit dengan segala kesibukannya. Tapi, bukankah saya sudah kadung tenggelam di dunia lain?
Tersadar dengan kenyataan tersebut, saya kembali belajar ikhlas. Ikhlas dengan segala perjuangan yang penuh kesabaran. Sabar dengan ritme yang tak secepat mereka yang bekerja di sana. Ritme yang dengan sadar saya pilih beberapa tahun silam.
Semoga jalan yang saya pilih ini juga bisa membahagiakan.
0 Komentar