Perihal Pintu (Bag. 2)



"kalau sedari awal tuan rumah tak mengizinkanku masuk ke dalam ruang, lantas mengapa tuan rumah membuka pagar lebar-lebar?"

pikir ia sambil perlahan memasuki beranda rumah untuk kesekiankalinya.

di beranda depan pintu, bukannya memberi kopi, tuan rumah malah memberi ia hati.

malang sekali, selepasnya memberinya hati, tuan rumah tak memperkenankan ia masuk ke dalam ruang.

walau telah berkali-kali menyambangi beranda, ia hanya bisa mengetuk dan menunggu di depan pintu.


- fadhilah hilmi

Posting Komentar

0 Komentar