Berawal dari obrolan santai antara saya dan Rendy di BBM, akhirnya kami berdua berencana untuk mengexplore curug di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Sehari sebelum berangkat kami juga mengajak kedua teman yang lain, Acong dan Faldo. Akhirnya, kami berempat sepakat untuk mengexplore curug di kawasan TNGHS. Sebenarnya di kawasan ini juga terdapat beberapa tempat wisata selain curug, yaitu bumi perkemahan Gunung Bunder, Kawah Ratu, dan pemandian air panas. Tetapi kami lebih tertarik untuk mengunjungi curugnya saja.
Minggu, 11 September 2016
Kami berempat memulai perjalanan. Titik kumpul kami di depan Stasiun Bojong Gede. Dengan menggunakan 2 sepeda motor, kami berangkat tepat pukul 9. Kami menyusuri Jalan Raya Parung, Atang Sanjaya, dan akhirnya terjebak macet di pasar Ciampea. Lima belas menit terjebak macet, akhirnya kami terbebas dan jalan menjadi lancar. Memasuki pertigaan Jalan Raya Leuwiliang kami mengarahkan motor ke arah kanan, tak jauh dari pertigaan itu ada Indomaret dan kami mengambil arah kiri menuju Gunung Bunder via Jalan Raya Bojong Rangkas. Perjalanan selepas Indomaret Ciampea sangat lancar, suasana pedesaan juga masih terasa di sini, rumah khas pedesaan dan sawah hijau membentang.
|
perjalanan menuju Gunung Bunder TNGHS |
Sekitar pukul 11 kami tiba di pintu masuk Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS), tepatnya di desa Gunung Bunder. Kami memutuskan untuk istirahat sejenak dan foto - foto. Udara terasa sejuk dan banyak pepohonan yang menjulang tinggi. Untuk memasuki kawasan TNGHS pengunjung diwajibkan membayar retribusi Rp25.000 untuk 1 motor yang berisi 2 orang. Kamipun menyusuri jalanan yang dikelilingi oleh pepohonan yang tinggi dan besar.
|
pintu masuk TNGHS |
|
Taman Nasional Gunung Halimun Salak |
|
hutan rimba |
Tak jauh dari pintu masuk terdapat curug yang bernama Curug Batu Ngampar. Curug Batu Ngampar letaknya sekitar 175 meter dari jalan. Curug Batu Ngampar memang tidak terlalu tinggi, namun uniknya curug ini membentuk kolam yang airnya jernih dan berwarna biru kehijauan. Di Curug Batu Ngampar kami mandi dan membuat foto underwater sepuasnya karena di curug ini tidak ada siapa - siapa selain kami berempat. Setelah puas mandi kami kembali melanjutkan perjalanan ke curug berikutnya, yaitu Curug Seribu. Oh iya, di Curug Batu Ngampar kami hanya membayar dengan uang seikhlasnya.
|
kecil tapi asik mandi di sini |
|
aligg |
|
ini doang underwater yg berhasil haha |
|
mantapss |
Perjalanan dari Curug Batu Ngampar menuju Curug Seribu melewati beberapa curug seperti Curug Cihurang, Curug Ngumpet, Curug Pangeran, Curug Goa Lumut, dan Curug Kondang. Sesampainya di parkiran Curug Seribu, kami masih harus berjalan kaki selama kurang lebih 40 menit. Jalur menuju Curug Seribu sangat ekstrim, turunan curam yang licin membuat kami harus berhati - hati agar tidak terpeleset ke jurang. Dalam perjalanan menuju Curug Seribu kami melewati Curug Sawer yang alirannya tidak terlalu deras dan beberapa curug yang tidak saya ketahui namanya. Beberapa menit dari Curug Sawer akhirnya kami tiba di Curug Seribu, curug terbesar dan tertinggi di Jawa Barat. Rasa lelah dan letih hilang seketika tatkala memandang MahakaryaNya. Sungguh indah sekali ciptaanMu Ya Allah...
|
pemandangan sepanjang perjalanan menuju curug seribu |
|
curug sawer |
|
curug seribu |
|
indahnya |
|
di awal perjalanan |
|
jalur yang curam |
|
aliggg |
Setelah puas menikmati indahnya Curug Seribu, kami kembali pulang ke rumah masing - masing dengan membawa cerita baru. Intinya, wisata di Bogor bukan cuma Puncak Cisarua saja, masih banyak surga tersembunyi yang harus dijelajah. Dan pastinya kita juga harus menjaganya agar keseimbangan alam tetap terjaga. Salam lestari!
0 Komentar