"Allaahu akbar, allaahu akbar, allaahu akbar, laa ilaaha ilallaahu allaahu akbar, allaahu akbar walillaahil hamd."
Suara takbir mengumandang sedari malam. Lambat laun langit mulai terang, walau sang mentari masih saja terbaring di peraduan. Satu per satu penduduk dari berbagai kampung dan kompleks perumahan mulai bergegas meninggalkan tempat tinggal mereka. Menggunakan pakaian baru nan rapi. Berjalan menuju masjid dengan penuh sukacita.
Setibanya di masjid, mereka mulai mengisi saf yang masih kosong. Kumandang takbir tak henti-hentinya diucapkan. Sedikit demi sedikit, bagian dalam dan halaman masjid mulai terisi penuh hingga akhirnya saf mengular ke jalan raya. Panitia mulai sibuk mengatur jemaah yang terlambat agar tidak berdesakan. Di sisi lain, ada beberapa jemaah yang bercengkrama satu sama lain sambil memamerkan aksesori barunya. Juga seorang ibu yang kewalahan mengurus anaknya yang menangis karena tidak mendapatkan tempat yang nyaman.
Tak lama, serangkaian ibadah salat Idulfitri dimulai. Ibadah diawali dengan salat 2 rokaat dan diakhiri dengan khutbah yang diisi oleh ustadz ternama. Setelah itu para jemaah mulai meninggalkan masjid dan kembali ke rumah masing-masing.
Ibadah salat Idulfitri telah berakhir, tetapi justru momen sakral Idulfitri baru akan dimulai. Sesampainya di rumah, anggota keluarga saling maaf-memaafkan, mulai dari yang muda hingga yang tua. Beberapa keluarga Jawa juga masih menjalankan tradisi sungkeman. Tangis haru pun akhirnya pecah.
Hidangan khas Lebaran seperti ketupat sayur, opor ayam, dan rendang daging mulai disantap. Tak lupa kue Lebaran seperti nastar, putri salju, dan kastengel juga disajikan. Pintu rumah yang biasanya tertutup rapat, kini dibuka lebar-lebar untuk para tetangga dan sanak famili. Tak jarang, ada banyak anak kecil yang mampir untuk mencicipi kue lebaran dan mendapatkan bonus THR dari tuan rumah.
Di sudut lain, beberapa warga terlihat berbaris memenuhi jalanan kompleks untuk berjabat tangan. Tanpa memandang status dan strata sosial, semua guyub rukun dan saling memaafkan. Beberapa anak rantau yang sedang pulang kampung pun tampak bahagia dapat berkumpul dengan keluarga dan teman-temannya. Juga remaja perempuan yang terlihat cantik dengan dandanan ala Lebaran.
Momen sakral yang langka ini akhirnya selesai ketika sebagian besar warga masih harus bersilaturahmi dengan handai taulan mereka yang lain di ibu kota. Sambil berharap dapat bertemu dengan bulan Ramadhan berikutnya, mereka saling berpamitan satu sama lain menuju tujuannya masing-masing.
Selamat Idulfitri 1 Syawal 1442 H. Mohon maaf lahir dan batin!
Bojong Gede, 13 Mei 2021
0 Komentar